I Love Her

ANIME AIKATSU

THUNDERSTROM

5 power

NAME IS BLOG

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, May 27, 2016

Kill Command (2016) BluRay+Subtitle Indonesia

kill-command.jpg
movieinfo.png
Released
13 May 2016 (UK)
CountryUK
Language
English
Genre
Action | Horror | Sci-Fi
Director
Steven Gomez
Writer
Steven Gomez
Starcast
Vanessa Kirby, Thure Lindhardt, David Ajala | See full cast & crew »
Rating
imdb-icon.gif6.0/10
Sinopsis:

Film KILL COMMAND bercerita tentang perkembangan teknologi yang kini telah berkembang pesat. Perkembangan tersebut lantas membawa perubahan besar di berbagai bidang, tak terkecuali kemiliteran. Kini dengan teknologi yang sudah sangat maju tersebut, mesin-mesin perang kini telah bisa dikontrol melalui perangkat teknologi berbasis komputer. Hal tersebut tentu saja memaksa para marinir kini untuk memiliki skill yang lebih agar tak kalah dengan mesin nantinya.

Berbagai macam latihanpun sering dilakukan demi mendapatkan marinir yang hebat. Salah satunya adalah Kapten Bukes bersama unitnya yang kini hendak melakukan latihan melawan para mesin. Namun latihan yang direncanakan akan berjalan mulus tersebut segera berubah menegangkan manakala mesin-mesin tersebut mulai bergerak diluar kontrol dan menyerang mereka secara membabibuta.

e03a4fb3c4.jpg

kill_command__2016_3651.jpg

kill_command__2016_3654_zpskfurnfca.jpg

banner-appwal.jpg

Download Film Kill Command (2016) BluRay Subtitle Indonesia MP4 High Quality:
File Format: mp4
Video Encode: AVC (H.264)
Audio Encode: AAC (Stereo)
Resolusi: 360p
Durasi: 1 Jam - 39 Menit - 31 Detik
Ukuran: 268 mb
SS:
killcmnd16_BRrmcmv_mp4_thumbs_2016_05_20

Download Single Link:
download-button.gif
UC: https://userscloud.com/7dwxezqb27zb
TF: http://www.tusfiles.net/x1m3k01a6ujb
UF: http://sht.io/grv9
UI: http://sht.io/grva
[SOLIDFILES]
UP: http://upx.nz/kQT6Mp


Subtitle: br-killcmand-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:Marconi.Kamal

Download Film Kill Command (2016) BluRay Subtitle Indonesia AVI Normal Quality:
File Format : avi
Video Encode: MPEG4 (Xvid)
Audio Encode: MP3 (Mono)
Resolusi: 500x260
Ukuran: 187 mb
SS:
killcmnd16_BRrmcmv_Snapshot.jpg

Download Single Link:
download-button.gif
UC: https://userscloud.com/k0yo2dwjwzu2
TF: http://www.tusfiles.net/9ubb0v989lrs
UF: http://sht.io/grvc
UI: http://sht.io/grvd
SF: http://sht.io/grve
UP: http://upx.nz/2t4ZSd


Subtitle: br-killcmand-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:Marconi.Kamal

Thursday, May 26, 2016

The Angry Birds Movie (2016) BluRay+Subtitle Indonesia

the-angry-birds-movie.jpg
movieinfo.png
Released
20 May 2016 (USA)
CountryUSA | Finland
Language
English
Genre
Animation | Action | Comedy | Family
Directors
Clay Kaytis, Fergal Reilly
Writers
John Cohen (story by), Mikael Hed (story by) | 2 more credits »
Starcast
Jason Sudeikis, Josh Gad, Danny McBride | See full cast & crew »
Rating
imdb-icon.gif6.4/10

Review:

Cara bermain yang ia tawarkan tidak begitu spesial namun dengan gameplay yang fun, lucu, dan adiktif, Angry Birds sukses menjadi sebuah fenomena tingkat global di tahun 2010, menjadi sahabat dari miliaran pengguna smartphone yang kemudian membantunya meraih predikat sebagai one of the most mainstream games. Tujuh tahun berlalu sejak kemunculan pertamanya Rovio Entertainment mencoba untuk mengangkut konsep dasar yang sederhana tadi kedalam bentuk film animasi yang diberi judul The Angry Birds Movie, sebuah usaha minimalis yang berakhir manis. It's like bird version of Minions.

Red (Jason Sudeikis) adalah burung yang tertutup, mudah sinis serta kehilangan kesabaran, dan akibat sebuah insiden harus mengikuti anger management class yang dipimpin oleh Matilda (Maya Rudolph). Suatu ketika saat sedang mengikuti kelas bersama Chuck (Josh Gad), Bomb (Danny McBride), dan Terence (Sean Penn), Red mendapat kabar bahwa kapal yang membawa kelompok babi dari Piggy Island di bawah komando Leonard (Bill Hader) merapat ke Bird Island. Leonard mengatakan bahwa maksud dari kedatangan mereka adalah untuk menjalin hubungan persahabatan, namun tidak seperti sambutan hangat dari penduduk Bird Island, Red merasa ada sebuah "rencana" yang sedang dibangun oleh Leonard di Bird Island.

Harus diakui bagian awal film ini terasa canggung, meskipun cerita tetap mencoba menyuntikkan berbagai lelucon yang terhitung oke untuk membuat penonton tertawa tapi yang hadir hanya sebatas senyuman. Mengapa? Karena fokus utama bagian awal adalah untuk memperkenalkan tokoh utama The Angry Birds Movie, yaitu Red. Alhasil kamu akan menemukan berbagai materi berbau “kekerasan” yang mungkin dapat terasa mengganggu bagi beberapa penonton dewasa yang membawa penonton muda bersamanya. No, tidak melebihi batas hanya berpotensi menghasilkan kesan canggung, sulit untuk tertawa lepas di bagian ini. Namun maksud dan tujuan dari bagian tersebut sebenarnya baik, karena dengan begitu Clay Kaytis dan Fergal Reilly berhasil membentuk duduk masalah dengan kuat tanpa harus meninggalkan kesan rumit, kamu tahu bahwa Red adalah burung yang bermasalah, dan mari memperbaiki hal tersebut.

Dan yang hadir setelah bagian pembuka yang canggung itu adalah sebuah petualangan bergaya lepas yang menyenangkan. Hal terbaik dari film ini adalah ia tidak mencoba untuk membuat kamu menilainya sebagai film animasi yang pintar, berbagai isu yang dibawa juga ditampilkan secara tersirat. Tim di balik naskah serta dua sutradara seperti sepakat untuk tidak terlalu berlebihan dalam menerjemahkan burung-burung pemarah itu ke layar lebar, mereka memilih untuk bermain aman. Terkesan kurang ambisius? Untuk apa terlalu ambisius jika kamu punya “keuntungan” pada bahan atau materi yang dapat menghasilkan sebuah hiburan menyenangkan ketika ditampilkan secara minimalis. Dunia Angry Birds berhasil dibentuk dan diperluas dengan baik oleh film ini, walaupun kerap terasa episodik namun mampu membentuk unsur-unsur permainan, isu utama, dan berbagai referensi menyenangkan untuk dapat berjalan bersama.

Tidak heran setelah bagian pembuka film ini terus melaju dengan cepat karena tiga hal tadi saling berkombinasi dengan baik, dan masing-masing punya kadar yang oke. Cerita film ini memang terasa biasa jika menilik sinopsis tapi ia punya struktur yang baik dan kemudian disambung dengan build up yang oke. The Angry Birds Movie memang terasa santai tapi ia tidak pernah kehilangan arah dan tujuan, fokus utamanya kuat. The Angry Birds Movie juga sangat sering melempar lelucon baik dalam bentuk tradisional, visual gag, hingga referensi budaya populer dan pelesetan yang walaupun tidak semuanya berhasil “meledak” namun tetap menghasilkan sebuah rangkaian yang menyenangkan. Menarik pula mendapati film ini tidak pernah terasa monoton mengingat naskah yang ia punya sebenarnya tipis, naskah yang minimalis itu berhasil dimanfaatkan dengan baik untuk bergerak cepat dengan fluiditas yang berhasil mencampur berbagai hal menjadi kombinasi yang terasa segar.

Sayangnya The Angry Birds Movie adalah kemasan animasi yang segmented, karena bermain aman banyak “lubang” yang berpotensi menghasilkan opini yang beragam. Niat utama film ini dikemas dengan sederhana, saking sederhananya ketika perlahan mulai tumbuh ia akan sangat mudah tertutupi oleh “pesta” di bagian akhir yang dapat dinilai anarkis dan pro terhadap kekerasan (opini yang mungkin muncul dari mereka yang selama tujuh tahun terakhir tidak pernah bermain Angry Birds). Dan meskipun banyak yang hit (adegan di danau itu luar biasa lucu) lelucon sayangnya segmented, meskipun kerap ditolong oleh pesona karakter yang berkat sokongan suara yang mumpuni menampilkan masing-masing warna mereka dengan baik. Jason Sudeikis berhasil menampilkan rasa antic bagi Red dengan baik, dan untuk karakter lainnya Chuck adalah yang paling menonjol berkat "pesona" yang unik dan menyenangkan hasil bentukan Josh Gad.

Keputusan untuk tidak ingin mencoba menjadi sajian animasi yang menggebrak dan luar biasa justru memberikan dampak positif bagi The Angry Birds Movie, penuh dengan aksi bodoh dan aneh yang terasa menyenangkan untuk diikuti, berisikan isu, lelucon, referensi, dan unsur-unsur permainan dari sumber utamanya yang dikombinasikan dengan tepat guna. Cerita yang oke, karakter yang oke, kinerja suara cast yang oke, kualitas visual yang oke, soundtrack yang oke, dan lelucon yang juga oke, The Angry Birds Movie berhasil menampilkan dan mempertahankan kegembiraan sejak awal hingga akhir dalam kadar yang tepat, sehingga niatnya untuk menjadi sebuah petualangan bergaya lepas yang mencoba menghibur dengan cara main minimalis mampu memberikan hasil akhir yang terasa manis. Ain't great, but The Angry Birds Movie is one of the most entertaining animation in recent years. Segmented.
Sumber

The%2BAngry%2BBirds%2BMovie%2B%255B2016%

The%2BAngry%2BBirds%2BMovie%2B%255B2016%

The%2BAngry%2BBirds%2BMovie%2B%255B2016%

banner-appwal.jpg

Download Film The Angry Birds Movie (2016) BluRay Subtitle Indonesia MP4 High Quality:
File Format: mp4
Video Encode: AVC (H.264)
Audio Encode: AAC (Stereo)
Resolusi: 360p
Durasi: 1 Jam - 37 Menit - 13 Detik
Ukuran: 286 mb
SS:

angrybrdmv16_BRrmcmv_mp4_thumbs_2016_07_


[USERCLOUD]
[TUSFILES]
[UPFILE]
[UPLOAD]
[SOLIDFILES]
[UPPIT]

Subtitle: br-angrybrdmv-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:
Ibra_Official





Tuesday, May 24, 2016

X-Men: Apocalypse (2016) BLUERAY+Subtitle Indonesia

x-men-apocalypse.jpg
movieinfo.png
Released
27 May 2016 (USA)
CountryUSA
Language
English | German | Arabic | Polish | Egyptian (Ancient)
Genre
Action | Adventure | Fantasy | Sci-Fi
Director
Bryan Singer
Writers
Simon Kinberg (screenplay), Bryan Singer (story) | 3 more credits »
Starcast
James McAvoy, Michael Fassbender, Jennifer Lawrence | See full cast & crew »
Rating
imdb-icon.gif7.6/10

Review:

Para musisi luar kerap menyebutnya dengan ‘Difficult Second Album Syndrom (DSAS), istilah yang dipakai ketika debutmu meraih sukses besar, lalu gagal di album kedua, tetapi franchise X-Men bukanlah album musik, ia juga menepis mentah-mentah sindrom DSAS ketika seri kedua di dua triloginya yang hanya terpisah lima tahun menjadi bagian terbaik di eranya masing-masing. Ya, X-2 2003 silam berhasil menjadi yang terbaik ketika sukses mengawinkan elemen politik, humanisme dan keseruan sebuah ensamble mutan-mutan keren yang bertarung mempertahankan eksistensi mereka dari manusia yang ketakutan, sementara di masa depan ada X-Men: Days of Future Past, tampil percaya diri berkat dukungan cast muda, kelanjutan dari reboot “halus” X-Men: First Class yang juga luar biasa itu dan narasi time travel-nya yang cerdik menggabungkan sekaligus menghormati tiga seri awal X-Men lengkap dengan kehadiran bintang-bintang lawasnya. Lalu bagaimana dengan seri ketiganya?

Harus diakui X-Men: The Last Stand tidak bisa terlalu dibanggakan. Itu adalah seri terburuk dari delapan installement-nya, hanya sedikit lebih baik dari X-Men Origins: Wolverine (2009) yang kacau itu. DSAS mungkin tidak, DTAS ‘Difficult third Album Syndrom’ mungkin lebih tepat untuk menggambarkan situasi yang terjadi di franchise X-Men di mana seri ketiga menjadi titik terlemah dari masing-masing era. Tetapi tenang saja, jangan terlalu pesimis dulu, karena seburuk-buruknya X-Men: Apocalypse ia masih jauh lebih baik ketimbang The Last Stand dan Wolverine, Apocalypse hanya sial karena dua pendahulunya tampil terlalu perkasa. Masih ada banyak hal-hal menarik dan kesenangan di sini yang tentu saja tidak bisa kamu lewatkan begitu saja, apalagi sang”bos”, Bryan Singer kembali dipercaya duduk di bangku sutradara setelah kesuksesan dua seri awal X-Men dan terakhir, Days of Future Past.

Jika kamu adalah penonton yang cukup bersabar menunggu sampai roll kredit Days of Future Past benar-benar berakhir, kamu akan melihat ada secuil adegan yang melibatkan Mesir dan piramida yang memberi petunjuk tentang siapa yang akan dihadapi pasukan X-Men nantinya, jika kamu adalah fanboy pasti tahu siapa yang dimaksud, jika bukan pun maka bersiaplah dengan kedatangan salah satu super villain paling tangguh di dunia mutan. Yap, sejak awal, X-Men: Apocalypse seakan-akan telah menegaskan pemilihan judulnya yang terdengar angker dengan menghadirkan adegan pembuka yang memperkenalkan kita pada sosok En Sabah Nur a.k.a Apocalypse yang terbangun dari tidurnya setelah ribuan tahun terkubur di dasar piramida. Sementara itu 10 tahun berlalu setelah peristiwa Washington, Charles Xavier (James McAvoy) berhasil mewujudkan cita-citanya membuka sekolah bagi anak-anak mutan, sementara Erik “Magneto” Lehnsherr (Michael Fassbender) yang buron memilih mengasingkan diri di sebuah kota kecil di Polandia, mengganti identitasnya dan hidup damai bersama istri dan putrinya. Tetapi tentu saja kedamaian itu tidak bertahan lama, ancaman datang ketika Apocalypse bangkit dan kembali berjalan di atas bumi, menebar teror kehancuran total bersama empat penunggang kudanya.

X-Men: Apocalypse punya sebenarnya punya modal bagus untuk menjadikannya salah satu seri X-Men terbaik mengingat premis tentang kehadiran En Sabah Nur sebagai salah satu musuh paling tangguh dalam komik X-Men. Tetapi di lapangan ternyata sedikit di bawah harapan. Relasi kuat antar tokoh sudah tidak lagi ditonjolkan, persahabatan Charles dan Erik tidak pernah mendapatkan porsi cukup untuk membuat keduanya bisa menghadirkan kedekatan benci-rindu yang penuh emosi dan kompleksitas seperti dua seri terdahulu, sangat disayangkan karena sebenarnya masih banyak hal-hal yang masih bisa digali dari hubungan mereka berdua, misalnya seperti Charles yang lebih dewasa, menjadi mentor buat para anak-anak mutan, atau cerita dari sosok Magneto sendiri yang sebenarnya cukup kuat dan emosional bersama akting solid Fassie sebelum ia direkrut Apocalypse dan dirusak untuk hanya bertransformasi menjadi tukang pukul. Karakter lain termasuk Raven a.k.a Mystique (Jennifer Lawrence) juga tidak lagi punya pengaruh sebesar dulu, sebagai gantinya muncul muka-muka lama dalam wujud baru yang diproyeksikan sebagai masa depan X-Men, sebut saja si Cyclops a.k.a Scott Summer (Tye Sheridan), Jean Grey (Sophie Turner), Nightcrawler (Kodi Smit-McPhee) sampai Strom (Alexandra Shipp) dengan dandanan lebih modern.

Tetapi jujur saja, kemunculan wajah-wajah baru ini tidak sekuat ketika pertama kali kita berkenalan dengan X-Men 16 tahun silam yang setiap tokohnya langsung menghadirkan kesan meyakinkan, ya, mungkin saja bukan salah mereka, toh, para calon mutan-mutan ini masih muda di Apocalpse dan Singer juga tidak memberikan mereka kesempatan untuk bisa berinteraksi lebih mengingat masih terlalu banyak yang ingin dihadirkannya, seperti tentu saja cerita tentang Apocalypse sendiri. Sayang lagi-lagi sayang, sebagai fokus cerita sosok Apocalypse sendiri terbilang mengecewakan mengingat kebesaran namanya sebagai mutan pertama dan terkuat, tidak ada motif yang jelas selain kehancuran total, tidak ada kekejaman luar biasa meski Oscar Issac sudah memerankannya dengan maksimal, memang bisa ditebak pada akhirnya ia bisa dikalahkan tetapi tidak dengan cara yang kelewat luar biasa atau spesial untuk seorang antagonis super, belum lagi menyebut penampilan the Four Horsemen-nya yang juga sama lemahnya, khususnya untuk Angel dan Psylocke yang terbuang percuma dengan segala potensinya. Jika ada satu karakter yang mampu mencuri perhatian maka tidak diragukan itu adalah Evan Peters alias Quicksilver. Seperti Days of Future Past, Quicksilver lagi-lagi sukses merebut perhatian penontonnya dengan kemampuan super cepatnya yang sampai-sampai membuat dunia menjadi melambat.

Secara keseluruhan, narasi garapan Simon Kinberg juga tidak secerdas dua seri sebelumnya. Tanpa muatan sejarah, muatan politis yang kompleks termasuk eksplorasi relasi antar karakternya, Apocalypse bergerak layaknya standar film superhero konvensional, tentang kebaikan melawan kejahatan, tentang usaha menyelamatkan dunia tidak lebih tidak kurang dengan segala hingar bingar spesial efek mahal yang di sini porsinya ditingkatkan dua kali lipat lebih banyak dari dua pendahulunya, dan tentu saja menjadi spesial karena ini adalah X-Men dengan kebesaran namanya yang sudah dibangun puluhan tahun menjadi franchise superhero yang sama besarnya dengan pahlawan Marvel lain. Menarik adalah bagaimana kemudian X-Men akan melangkah ke masa depan, apa akan ada sekuel baru yang masih terjebak pada era lampau, atau film-film solo dari para anggotanya, macam sekuel Wolverine dan rumor tentang Gambit. Mari kita tunggu saja.
Sumber

X-Men-Apocalypse-Mystique-Jennifer-Lawar

Trailer-X-Men-Apocalypse.jpg

maxresdefault.jpg

banner-appwal.jpg

Download Film X-Men: Apocalypse (2016) BluRay Subtitle Indonesia MP4 High Quality:
File Format: mp4
Video Encode: AVC (H.264)
Audio Encode: AAC (Stereo)
Resolusi: 360p
Durasi: 2 Jam - 23 Menit - 57 Detik
Ukuran: 423 mb
SS:

xmenapclps16_BRrmcmv_mp4_thumbs_2016_09_

Download Single Link:
download-button.gif
[USERCLOUD]

Subtitle: br-xmenapclps-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: 
iconAjaH

Warcraft (2016)BLUERAY+Subtitle Indonesia

warcraft.jpg
movieinfo.png
Released
10 June 2016 (USA)
CountryUSA | China | Canada
Language
English
Genre
Action | Adventure | Fantasy
Director
Duncan Jones
Writers
Duncan Jones (screenplay), Charles Leavitt (screenplay) | 1 more credit »
Starcast
Travis Fimmel, Paula Patton, Ben Foster | See full cast & crew »
Rating
imdb-icon.gif7.9/10

Review:

Apakah kamu tahu salah satu hal paling berbahaya di dunia ini? Merasa sepi di tengah keramaian. Hal tersebut yang berhasil diberikan oleh film ini, Warcraft: The Beginning, film adaptasi dari video game online populer. Film yang mengambil dasar dari video game punya sejarah yang kurang manis namun hype cukup tinggi diperoleh Warcraft dengan harapan untuk akhirnya mampu mematahkan apa yang mereka sebut sebagai “kutukan” bagi film yang diadaptasi dari video game. Hasilnya? Kutukan itu masih berlanjut. Warcraft: The Beginning adalah sebuah perang yang ompong.

Dipimpin oleh Gul'dan (Daniel Wu) serta warchief Blackhand (Clancy Brown) Orc menginvasi Azeroth dan tiba di Kerajaan Stormwind, kerajaan yang hidup dalam damai namun selalu siaga di bawah komando Sir Anduin Lothar (Travis Fimmel). Meskipun begitu salah satu tentara Orc, Durotan (Toby Kebbell), tidak suka dengan cara sukunya yang ia rasa tidak manusiawi. Raja Stormwind, King Llane Wrynn (Dominic Cooper) memutuskan untuk meminta bantuan kepada penyihir yang melindungi Stromwind, Medivh (Ben Foster), untuk menghentikan serangan dari Orc. Namun terdapat rencana lain ke arah pengkhianatan di dalam peperangan itu.

Apakah untuk dapat menikmati film ini sepenuhnya harus sudah pernah memainkan game Warcraft? Ya, mungkin, dari karakter hingga setting penonton yang pernah memainkan game Warcraft mungkin akan memperoleh sensasi yang jauh berbeda, oleh karena itu di awal tadi saya mengatakan ini merupakan film yang memang dirancang khusus untuk memuaskan gamer yang pernah bermain Warcraft. So, mari kita lihat Warcraft dalam bentuk sebuah film dari sudut pandang non-gamer. Hasilnya? Dull, and boring. No, bukan visual yang tampil kusam tapi cara film ini bercerita yang terasa sangat kusam. Memang sinopsis yang sederhana dengan konsep serang dan bertahan itu berhasil memberikan penonton plot yang baik secara structural, hubungan sebab dan akibat juga tidak buruk, tapi sejak awal hingga akhir sulit untuk merasa terpesona dengan cerita dan tentu saja karakter.

Sumber utama rasa lelah saya dari film ini bukan dari berbagai tik-tok berisikan pengenalan banyak karakter yang tentu saja tidak saya kenal, banyak subplot yang cukup oke dalam mengembangkan masalah utama, atau dari CGI yang juga tidak bisa dikatakan buruk, beberapa dari mereka tampil impresif. Pesona, ya pesona, lelah karena berusaha keras untuk merasa terlibat dalam cerita namun tidak bisa, banyak karakter dan banyak plot yang terasa sulit untuk peduli pada mereka semua. Sama seperti sinematografi yang kerap tampak canggung cara film ini bercerita juga terasa canggung. Warcraft mencoba mengajak penonton menyaksikan sebuah dunia fantasi penuh mitologi yang berusaha keras menghadirkan rasa Game of Thrones kedalam cerita, tapi dengan narasi yang bingung, gerak mondar-mandir tidak merata yang lamban, potensi peperangan di dunia fantasi yang ia ciptakan tidak pernah berkembang dengan maksimal.

Tidak heran dengan segala hingar-bingar yang ia sajikan film ini terasa begitu sepi, tidak mampu tampil menarik dan membuat penonton terlibat, mengeksplorasi, dan bersenang-senang bersama karakter. Perang antara Orc dan manusia, seharusnya dari situ muncul kesan berbahaya di dalam cerita. Warcraft: The Beginning tidak punya itu, ia tidak mampu meyakinkan penonton bahwa manusia akan hancur jika Orc menang sehingga taruhan utama dari cerita terasa rendah, serangan Orc tidak pernah terasa mengancam. Itu aneh karena sejak awal cerita selalu setia dengan nada gelap dan serius, sulit untuk menemukan humor atau lelucon skala kecil sekalipun di dalam film ini, lalu mengapa ketika ia tampil konsisten dengan nada yang serius pertunjukkan perang yang ia tampilkan justru terasa biasa-biasa saja, eksekusi yang tidak punya daya pukul menarik, beberapa menimbulkan kesan klise mengganggu, bahkan ada yang perlahan jadi terasa basi.

Warcraft: The Beginning adalah film fantasi yang melelahkan. Mereka yang tidak mengenal karakter dan cerita sejak awal dituntut harus menggunakan konsentrasi yang lebih ekstra, tapi sayangnya dengan karakter satu dimensi dengan pesona yang tipis dan pengembangan yang kurang menarik sama seperti yang dialami oleh cerita, sulit untuk merasa terlibat di dalam peperangan ini. Sebuah film peperangan yang ompong, miskin pesona namun mampu menghadirkan visual yang impresif, begitulah Warcraft: The Beginning. Fans mungkin akan suka. Non-fan? Segmented.
Sumber

Warcraft%2BThe%2BBeginning%2B%25282016%2

Warcraft%2BThe%2BBeginning%2B%25282016%2

Warcraft%2BThe%2BBeginning%2B%25282016%2

banner-appwal.jpg
[USERCLOUD]

Subtitle: br-warcraft-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:
Lebah Ganteng

Saturday, May 21, 2016

Zootopia (2016) BluRay+Subtitle Indonesia

zootopia-2016.jpg
movieinfo.png
Released
4 March 2016 (USA)
CountryUSA
Language
English | Norwegian
Genre
Animation | Action | Adventure | Comedy | Crime | Family
Directors
Byron Howard, Rich Moore | 1 more credit »
Writers
Byron Howard (story by), Jared Bush (story by) | 7 more credits »
Starcast
Ginnifer Goodwin, Jason Bateman, Idris Elba | See full cast & crew »
Rating
imdb-icon.gif8.3/10

Review:

Walt Disney pernah berkata seperti ini, bahwa film dapat dan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kehidupan muda untuk menuju cita-cita dan tujuan di kehidupan dewasa, dan animasi merupakan media mendongeng dan hiburan visual yang dapat memberikan kesenangan serta informasi kepada penonton dari segala usia. Zootopia berhasil menjadi film terbaru yang melaksanakan perkataan pendiri Disney itu, sebuah film animasi yang sangat sangat sehat, karya terbaru dari Disney ini berhasil menciptakan arena bagi penonton muda dan penonton tua untuk datang, duduk, dan bersenang-senang bersama.

Judy Hopps (Ginnifer Goodwin) merupakan kelinci betina dari desa Bunnyburrow yang idealis, ia rela meninggalkan keluarganya untuk mengejar mimpi menjadi bagian dari ZPD (Zootopia Police Department). Status spesies pengerat yang masih diremehkan di ZPD membuat Judy berniat untuk membuktikan diri, dan ketika sedang bertugas sebagai juru tilang parkir Judy bertemu dengan Nick Wilde (Jason Bateman), si rubah licik yang membawa Judy terlibat dalam sebuah kasus menghilangnya sejumlah mamalia secara misterius penuh teori konspirasi.

Film animasi yang mencoba menghadirkan pendekatan terhadap tema-tema klasik bagi penonton muda di dalam cerita jumlahnya banyak, namun yang berhasil menyampaikan tema tersebut dalam komposisi yang padat tidak banyak. Zootopia berhasil menyampaikan tema akrab dari animasi Disney dengan sangat baik, dari sikap pantang menyerah, terus mengejar impian, pentingnya persahabatan, hingga tema yang sedikit lebih kompleks seperti tidak boleh memandang remeh orang lain. Tunggu dulu, mungkin jika digabungkan hal-hal tadi jadi terkesan cukup berat tapi menariknya di bawah kendali tiga orang yang berada di balik kesuksesan Tangled (Byron Howard), Wreck-It Ralph (Rich Moore), dan Big Hero 6 (Jared Bush) film ini tidak pernah terasa seperti sebuah pelajaran kewarganegaraan di dalam bioskop.

Memang isu-isu tentang pendidikan dan tata karma tadi sesekali mencuri perhatian tapi mereka ditempatkan dengan manis berkat kemampuan para penulis dan sutradara dalam mengolah materi secara cerdik. Ya, cerdik, bahkan isu tentang keseragaman, ideologi, sains, ras, hingga politik sukses menggelitik tanpa menimbulkan kesan menyimpang dari tujuan utamanya untuk menjadi hiburan keluarga. Howard, Moore, dan Bush berhasil mengembangkan sinopsis yang naif itu menjadi sebuah petualangan detektif penuh komedi dan olok-olok yang cerdik dan segar, bergerak dinamis dan terasa energik serta penuh kejutan di samping karakter warna-warni dengan pesona manis yang tentu saja masih dimanfaatkan sebagai poros utama untuk mencuri atensi.

Berbicara tentang visual tidak ada yang salah dari eksekusi Disney di sektor ini, berbagai hewan antropomorfik itu tidak hanya sekedar dirawat dalam hal fisik mereka tapi pesona juga terawat dengan cantik. Ini penting karena dengan isu yang cukup beragam di dalam cerita perlu karakter yang mampu menjadi perantara agar isu-isu tadi sampai di penonton dengan cara yang menyenangkan, dan Judy serta karakter lain sukses melakukan itu dengan cara yang santai dan modern. Kualitas animasi sangat manis, gesture karakter terasa kaya dan mereka bukan hanya sekedar mampu menampilkan kombinasi semangat retro dan modern dari karakter secara visual tapi juga berhasil mempertebal isi dari cerita, dari humanisme hingga damai dan harmoni.

Menjadi sebuah hiburan yang menyeimbangkan nilai moral dan fiksi penuh referensi berani dari The Godfather sampai mengganti Apple dengan wortel, para sutradara juga patut berterima kasih pada para pengisi suara. Selain cerita yang punya alur memikat, visual yang indah dan solid, pesan dan lelucon yang on point, karakter yang menarik dan lucu juga jadi salah satu keunggulan Zootopia. Yang menjadi highlights dari kinerja pengisi suara adalah tik-tok yang mereka bangun bagi karakter terasa oke, cerita Zootopia di mana penghuni kota Zootopia yang terdiri dari beraneka ragam spesies hewan baik itu dari hewan jinak hingga predator yang dapat hidup bersama dengan damai dan harmonis terbentuk dengan baik berkat chemistry antar karakter yang mumpuni.

Disney kembali teguh dengan pendirian mereka untuk membuat film animasi yang bukan hanya sekedar hiburan semata namun harus mampu pula mendidik tanpa lupa pada tugasnya sebagai sebuah film animasi. Mengolah kembali berbagai tema akrab bersama materi yang dengan cerdik berhasil menciptakan impresi sebagai sajian yang berani, Byron Howard, Rich Moore, dan Jared Bush membentuk plot naif berisikan cerita yang kamu harapkan namun dilengkapi dengan kejutan yang menyenangkan. Memainkan pesan “everybody is awesome” menggunakan visual yang manis, cerita yang cerdik, serta karakter yang menawan, Zootopia adalah sebuah film animasi yang penonton dewasa mudah untuk nikmati serta membuat penonton muda bersenang-senang dan membawa berbagai pelajaran sederhana ketika pulang. Loveable.
Sumber

Zootopia%2B%25282016%2529%2Bimage%2B7.jp

Zootopia%2B%25282016%2529%2Bimage%2B10.j

Zootopia%2B%25282016%2529%2Bimage%2B2.jp

banner-appwal.jpg

Download Film Zootopia (2016) BluRay Subtitle Indonesia MP4 High Quality:
File Format: mp4
Video Encode: AVC (H.264)
Audio Encode: AAC (Stereo)
Resolusi: 360p
Durasi: 1 Jam - 48 Menit - 32 Detik
Ukuran: 318 mb
SS:
ztopia16brrmcmv_mp4_thumbs_2016_05_21_09

Download Single Link:
download-button.gif
UC: https://userscloud.com/urk9gh0e7k45
TF: http://www.tusfiles.net/7hnabi3po3r5
UF: http://sht.io/gtaf
UI: http://sht.io/gtag
[SOLIDFILES]
UP: http://uppit.com/ovmygdozulb5


Subtitle: br-zootopia-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:Blue Valentine

Download Film Zootopia (2016) BluRay Subtitle Indonesia AVI Normal Quality:
File Format : avi
Video Encode: MPEG4 (Xvid)
Audio Encode: MP3 (Mono)
Resolusi: 500x260
Ukuran: 205 mb
SS:
ztopia16brrmcmv_Snapshot.jpg

Download Single Link:
download-button.gif
UC: https://userscloud.com/b0ln0j3wtjsa
TF: http://www.tusfiles.net/p1keewis8ja5
UF: http://sht.io/gtak
UI: http://sht.io/gtai
SF: http://sht.io/gtal
UP: http://uppit.com/edu4c8jc6045


Subtitle: br-zootopia-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:Blue Valentine

Tuesday, May 10, 2016

The Jungle Book (2016)HDTC+Subtitle Indonesia

the-jungle-book-2016.jpg
movieinfo.png
Released
15 April 2016 (USA)
CountryUSA
Language
English
Genre
Adventure | Drama | Family | Fantasy
Director
Jon Favreau
Writers
Justin Marks (screenplay), Rudyard Kipling (book)
Starcast
Neel Sethi, Bill Murray, Ben Kingsley | See full cast & crew »
Rating
imdb-icon.gif8.1/10

Review:

Novelis asal Inggris Rudyard Kipling mungkin akan terus tersenyum lebar di dalam kuburnya. Sebelumnya ia tidak pernah menyangka bahwa ketika pertama kali membuat sebuah kisah tentang bocah manusia yang dibesarkan serigala di hutan India 1894 silam ternyata bisa begitu sangat populer di masa depan, bahkan setelah 122 tahun kemudian, The Jungle Book masih menjadi salah satu kisah abadi yang selalu diceritakan kembali dan kembali, menyaingi ketenaran Tarzan yang punya konsep serupa.

Tetapi Kipling sebenarnya juga patut berterima kasih pada Walt Disney yang sudah menjadikan The Jungle Book franchise abadi melalui berbagai macam adaptasi, mulai animasi rilisan 1967 yang begitu populer (sekuelnya dibuat 2003 silam), serial televisi, video game dan tentu saja versi live action-nya yang sebelum kemunculan versi terbarunya tahun ini sudah ada dua pendahulunya dalam Rudyard Kipling’s The Jungle Book (1994) dan The Jungle Book: Mowgli’s Story (1998).

Seperti yang dikatakan di atas, tidak peduli di era mana kamu berada, The Jungle Book itu abadi termasuk bikinan John Favreau ini yang masih menghadirkan kisah yang sama, cerita tetang Mowgli (Neel Sethi) bocah manusia yang diselamatkan Bagheera (Ben Kingsley) si macan kumbang, di besarkan oleh sekawanan serigala pimpimpan Akela (Giancarlo Esposito) dan Raksha (Lupita Nyong’o), bersahabat dengan beruang bernama Baloo (Bill Muray) yang kemudian harus berhadapan dengan Shere Khan (Idris Elba) si macan Bengal yang jahat.

Ya, secara keseluruhan kisahnya masih sama seperti animasi 1967 dan versi Rudyard Kipling sendiri jadi ini bisa dibilang pekerjaan mudah untuk penulis naskah Justin Marks yang mungkin hanya sedikit melalukan modifikasi. Jika ada yang menonjol di The Jungle Book versi terbaru ini mungkin terlihat dari sisi teknisnya yang tentu saja melampaui para pendahulunya. Ya, berbicara soal kualitas teknis, Jon Favreau benar-benar dimanjakan dengan perkembangan teknologi CGI, 3D photography dan motion capture yang semakin canggih.

Dunia artifisial The Jungle Book sukses digambarkan dengan sangat cantik dan detil oleh tangan-tangan hebat dari Moving Picture Company (MPC) dan Weta Digital, baik itu karakter para hewan yang digambarkan begitu hidup (hanya kalah dari Life of Pi) atau hanya sekedar vegetasi dari pohon-pohon besar dan fauna hutan hujan India yang eksotis. Semua kebesaran spesial efek itu dibungkus oleh sinematografi cakep Bil Pope yang mampu menerjemahkan visi penyutradaraan enerjik dan penuh humor Favreau menjadi sebuah kesatuan tak terpisahkan dalam usaha untuk menghadirkan sebuah konsep petualangan keluarga klasik dalam eksekusi yang lebih modern.

Narasinya sederhana dan bersahabat tanpa substansi macam-macam, humornya lucu dan enak dinikmati semua umur, petualangannya seru dan mendebarkan, sisi emosionalnya juga cukup mengena namun jika ada satu hal yang paling menonjol dari The Jungle Book selain visualnya yang ciamik itu adalah jajaran cast pengisi suaranya.

Bukan hanya karena diisi oleh nama-nama besar saja namun bagaimana mereka memberi jiwa pada karakter-karakternya dengan sangat baik, lihat saja bagaimana Baloo bisa terasa sangat bersahabat dalam suara Bill Murray, suara lembut Lupita Nyong’o membentuk sisi keibuan dari Raksha, nada bijaksana dari Bagheera-nya Beng Kingsley, Christopher Walken dengan King Louie yang tamak, suara menggoda nan seksi dari Scarlett Johansson berwujud Kaa yang sayang hanya tampil sebentar sampai ancaman besar dari sosok harimau Bengal yang di alih suarakan Idris Elba.
Sumber

3056512-poster-p-1-want-to-vacation-like

baloo-and-mowgli.jpg

MV5BMTkyNTUxMDczMF5BMl5BanBnXkFtZTgwMTUz

banner-appwal.jpg


Download Film The Jungle Book (2016) HDTC Subtitle Indonesia MP4 High Quality:
File Format: mp4
Video Encode: AVC (H.264)
Audio Encode: AAC (Stereo)
Resolusi: 360p
Durasi: 1 Jam - 45 Menit - 38 Detik
Ukuran: 280 mb
SS:
thejnlbk16_HDTCrmcmv_mp4_thumbs_2016_04_

Download Single Link:
download-button.gif
UC: https://userscloud.com/0vhzk5nufcwk
TF: http://www.tusfiles.net/msv3kwns255a
UF: http://sht.io/fsbo
UI: http://sht.io/fsbq
[SOLIDFILES]
UP: http://upx.nz/bhzOTm


Subtitle: hdtc-thejnlbk-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:D3F3

Download Film The Jungle Book (2016) HDTC Subtitle Indonesia AVI Normal Quality:
File Format : avi
Video Encode: MPEG4 (Xvid)
Audio Encode: MP3 (Mono)
Resolusi: 500x288
Ukuran: 199 mb
SS:
thejnlbk16_HDTCrmcmv_Snapshot.jpg

Download Single Link:
download-button.gif
UC: https://userscloud.com/3b6sd7mu67vh
TF: http://www.tusfiles.net/4gm8x47tvq62
UF: http://sht.io/fsbu
UI: http://sht.io/fsbv
SF: http://sht.io/fsc0
UP: http://upx.nz/0BhgMl


Subtitle: hdtc-thejnlbk-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:D3F3

Download Film The Jungle Book (2016) HDTS Subtitle Indonesia MP4 High Quality:
File Format: mp4
Video Encode: AVC (H.264)
Audio Encode: AAC (Stereo)
Resolusi: 360p
Durasi: 1 Jam - 35 Menit - 10 Detik
Ukuran: 233 mb
SS:
thejnglbk16_HDTSrmcmv_mp4_thumbs_2016_04

Download Single Link:
download-button.gif
UC: https://userscloud.com/usx0p0zdc2om
TF: http://www.tusfiles.net/d3rzr251pyv3
UF: http://sht.io/fc1d
UI: uploading...
SF: http://sht.io/fc1c
UP: uploading...


Subtitle: hdts-thejnglbk-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:D3F3

Download Film The Jungle Book (2016) HDTS Subtitle Indonesia AVI Normal Quality:
File Format : avi
Video Encode: MPEG4 (Xvid)
Audio Encode: MP3 (Mono)
Resolusi: 500x260
Ukuran: 178 mb
SS:
thejnglbk16_HDTSrmcmv_Snapshot.jpg

Download Single Link:
download-button.gif
UC: https://userscloud.com/wzxx86fodtzi
TF: http://www.tusfiles.net/ki5jwzpgqqij
UF: uploading...
UI: http://sht.io/fc1g
SF: http://sht.io/fc1e
UP: uploading...


Subtitle: hdts-thejnglbk-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By:D3F3