I Love Her

ANIME AIKATSU

THUNDERSTROM

5 power

NAME IS BLOG

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, June 9, 2017

WONDER WOMAN (2017) HDTS+SUB INDO




Released
2 June 2017 (USA)

Country
USA | China | Hong Kong

Language
English | German

Genres
Action | Adventure | Fantasy | Sci-Fi | War

Director
Patty Jenkins

Writers
Allan Heinberg (screenplay), Zack Snyder (story by) | 3 more credits »

Starcast
Gal GadotChris PineRobin Wright | See full cast & crew »

Rating
Wonder Woman (2017) on IMDb
Review:
Cukup mengherankan untuk melihat baik DC Films maupun Marvel Studios (atau rumah produksi Hollywood lainnya) membutuhkan waktu yang cukup lama untuk akhirnya menggarap sebuah film pahlawan super dengan sosok karakter wanita berada di barisan terdepan. Terlebih, film-film bertema pahlawan super tersebut saat ini sedang begitu digemari oleh banyak penikmat film sehingga mampu mendatangkan jutaan penonton – khususnya para penonton wanita. Marvel Studios sebenarnya memiliki kesempatan tersebut ketika mereka memperkenalkan karakter Black Widow yang diperankan Scarlett Johansson pada Iron Man 2 (Jon Favreau, 2010) dan The Avengers (Joss Whedon, 2012) yang akhirnya kemudian begitu mencuri perhatian. Entah karena masih kurang percaya diri atau merasa karakter Black Widow belum terlalu menjual, ide pembuatan film solo untuk Black Widow akhirnya terkubur dalam hingga saat ini. Johansson sendiri kemudian mampu membuktikan nilai jualnya ketika ia membintangi Lucy (Luc Besson, 2014), Under the Skin (Jonathan Glazer, 2014), dan Ghost in the Shell (Rupert Sanders, 2017) yang menempatkannya sebagai semacam sosok pahlawan super wanita sekaligus berhasil meraih kesuksesan secara komersial ketika masa perilisannya.
Well… Marvel Studios had their chances and ruined it. Pada tahun 2010, studio pesaingnya, DC Films – yang film-film pahlawan supernya selama ini seringkali menjadi bulan-bulanan para kritikus film dunia selepas trilogi The Dark Knight (2005 – 2012) arahan Christopher Nolan – mengumumkan bahwa mereka akan memproduksi adaptasi film layar lebar dari Wonder Woman. Setelah mengumumkan bahwa Patty Jenkins (Monster, 2003) akan duduk di kursi penyutradaraan dan Gal Gadot (Fast and Furious 6, 2013) akan berperan sebagai karakter ikonik Diana Prince/Wonder Woman, DC Films kemudian secara resmi memulai proses produksi film di tahun 2015. Reputasi film-film pahlawan super milik DC Films sempat membayangi sekaligus memberikan keraguan pada Wonder Woman. Namun, dengan naskah cerita yang solid dari Allan Heinberg, penampilan yang begitu mengikat dari Gadot sekaligus arahan yang sangat kuat dari Jenkins, Wonder Woman mampu menentang segala ekspektasi terhadapnya. Tidak hanya menjadi film terbaik DC Films semenjak The Dark Knight (Nolan, 2008), Wonder Woman adalah salah satu film pahlawan super terbaik yang pernah dirilis Hollywood hingga saat ini.
Dibuka dengan cuplikan adegan yang sempat muncul dalam Batman v Superman: Dawn of Justice (Zack Snyder, 2016) – dimana DC Films menghadirkan karakter Diana Prince/Wonder Woman untuk pertama kali, Jenkins memulai Wonder Woman dengan mengajak penonton berkenalan dengan asal usul sang wanita ajaib tersebut. Merupakan puteri dari penguasa kepulauan Themyscira yang merupakan tempat tinggal bagi kaum Amazon, Queen Hippolyta (Connie Nielsen), perkenalan Diana (Gadot) dengan seorang kapten Angkatan Darat Amerika Serikat, Steve Trevor (Chris Pine), kemudian membawanya bertualang jauh dari tanah kelahirannya. Dari informasi yang diberikan Steve Trevor, Diana mengetahui bahwa dunia sedang menghadapi perang besar yang telah merenggut jutaan nyawa manusia. Merasa bahwa peperangan tersebut disebabkan oleh Ares sang Dewa Perang, dan sebagai kaum Amazon yang bertugas untuk menundukkan Ares, Diana lantas bergabung dengan Steve Trevor dan pasukannya demi menghentikan peperangan.
Penampilan Gadot merupakan kunci mengapa karakter Diana Prince/Wonder Woman tampil begitu memikat. Seperti halnya Hugh Jackman yang memerankan James Howlett/Logan/Wolverine atau Robert Downey, Jr. yang memerankan Tony Stark/Iron Man atau Chris Evans yang memerankan Steve Rogers/Captain America, Gadot jelas terlahir untuk memerankan Diana Prince/Wonder Woman. Tidak seperti Black Widow yang tampil seduktif, Diana Prince/Wonder Woman adalah sosok pahlawan super dengan kepribadian yang terasa begitu lugu – mungkin dapat dideskripsikan sebagai versi wanita dari Steve Rogers/Captain America. Gadot mampu merepresentasikan gambaran tersebut dengan kuat. Meskipun dengan penampilan fisik yang sempurna – dan sentuhan lip gloss yang setiap melapisi bibirnya, kharisma Gadot mampu menjadikan karakter yang ia perankan terasa masih begitu membumi, hangat, dan mudah didekati siapa saja. Deskripsi penampilan yang jelas membuat baik Gadot maupun Diana Prince/Wonder Woman akan sangat mudah untuk disukai atau dicintai atau bahkan diidolai oleh siapa saja.
Tentu saja, penampilan Gadot juga merupakan hasil dari pengarahan yang sangat mengagumkan dari Jenkins. Merupakan film kedua Jenkins setelah Monster yang berhasil memenangkan Charlize Theron sebuah Academy Award, Wonder Woman hadir dengan kekuatan penceritaan dan teknikal layaknya film-film bertema sama arahan para sutradara pria namun dengan sentuhan sensitivitas seorang wanita. Kelebihan tersebut begitu terasa pada kemampuan Jenkins untuk menonjolkan kepribadian setiap karakter yang hadir dalam jalan cerita dan membuat kehadiran mereka terasa begitu esensial, bahkan bagi karakter-karakter dengan jalinan kisah yang minimalis. Hal ini yang membuat pertarungan akhir yang dihadapi Diana Prince/Wonder Woman terasa lebih sebagai sebuah pertarungan ideologis antara dua karakter daripada sebagai sebuah pertarungan untuk menggelorakan penggunaan tata efek visual yang melelahkan seperti yang terjadi dalam adegan pertarungan final pada Batman v Superman: Dawn of Justice.
Perjalanan pengisahan Wonder Woman sendiri bukannya hadir tanpa permasalahan. Dengan karakter Diana Prince/Wonder Woman yang begitu mempesona, karakter-karakter antagonis dalam film ini seringkali terasa kurang begitu memorable. Begitu pula dengan karakter-karakter pendukung yang hadir di sekitaran Diana Prince/Wonder Woman maupun Steve Trevor. Paruh kedua dan ketiga pengisahan film juga memiliki beberapa masalah. Setelah deretan pengenalan karakter dan konflik pada paruh pertama, paruh kedua terasa sedikit hambar dalam pengelolaan ceritanya – meskipun mampu menggali kedalaman hubungan karakter Diana Prince/Wonder Woman dengan Steve Rogers dengan baik. Paruh ketiga yang berisi penyelesaian deretan konflik yang telah dikembangkan pada paruh-paruh pengisahan sebelumnya juga sempat terasa goyah pada beberapa bagian. Meskipun begitu, kelemahan-kelemahan minor tersebut untungnya tidak akan mengurangi kualitas pengisahan Wonder Woman secara keseluruhan yang mampu diproduksi dengan apik.
Berbicara mengenai departemen akting, penampilan Pine sebagai Steve Trevor mampu mendampingi penampilan Gadot dengan baik. Chemistry­-nya yang sangat hangat dengan Gadot membuat hubungan mereka terlihat begitu manis. Chemistry itu pula yang kemudian berhasil menyumbangkan beberapa momen emosional dalam presentasi cerita Wonder Woman. Selain Pine, penampilan-penampilan pendukung dalam film ini hadir dalam kualitas yang solid. Mulai penampilan dari Nielsen dan Robin Wright sebagai dua sosok wanita terdekat bagi karakter Diana Prince/Wonder Woman, David Thewlis, David Huston, Elena Anaya hingga Lucy Davis yang kerap kali berhasil mencuri perhatian. Kualitas penampilan departemen akting yang unggul tersebut yang kemudian berhasil semakin membuat Wonder Woman hadir begitu istimewa. Sebuah pencapaian yang jelas memberikan standar baru (yang cukup tinggi) bagi film-film pahlawan super wanita di masa yang akan datang. An instant classic!

LINK DIJAMIN BISA KARNA SUDAH DIUJI OLEH ADMIN 
FILE SIZE= 348MB
FORMATMP4
LINK
Subtitle: hdts.wonderwoman.2017.zip | More
Bahasa: Indonesia
Format: SUB & SRT
Subtitle By: unickunru

Thursday, June 8, 2017

THE BOSS BABY (2017) WEB-DL+ SUB







Released
31 March 2017 (USA)

Country
USA

Language
English

Genres
Animation | Comedy | Family

Director
Tom McGrath

Writers
Michael McCullersMarla Frazee (based on the book by)

Starcast
Alec BaldwinSteve BuscemiJimmy Kimmel | See full cast & crew »

Rating
The Boss Baby (2017) on IMDb
Review:
Pada awal kemunculannya, DreamWorks Animation sering dipandang sebagai pesaing utama bagi kedigdayaan Pixar Animation Studios dalam menghasilkan film-film animasi. Kini, hampir dua puluh tahun semenjak merilis film animasi layar lebar perdana mereka, Antz (Eric Darnell, Tim Johnson, 1998), DreamWorks Animation terasa telah memilih untuk mengambil arah perjalanan yang berbeda dari pesaingnya tersebut. Ketika rumah produksi milik The Walt Disney Company tersebut masih berusaha untuk tampil dengan ide-ide cerita segar dan terobosan animasi yang menempatkan film-film mereka seperti WALL·E (Andrew Stanton, 2008), Toy Story 3 (Lee Unkrich, 2010) atau Inside Out (Pete Docter, 2015) yang berada di kelas kualitas berbeda dengan kebanyakan film-film animasi milik rumah produksi lainnya, maka DreamWorks Animation justru terlihat semakin nyaman untuk memproduksi film-film yang murni tampil hanya untuk menghibur para penontonnya seperti Turbo (David Soren, 2013), Penguins of Madagascar (Eric Darnell, Simon J. Smith, 2014) atau Trolls (Mike Mitchell, 2016). Bukan keputusan yang buruk, tentu saja, khususnya ketika mengingat peta persaingan yang semakin ketat dengan kemunculan banyak rumah produksi animasi lain dalam beberapa tahun belakangan.
Film terbaru produksi DreamWorks Animation, The Boss Baby, juga mengikuti pakem film hiburan yang diterapkan rumah produksi tersebut. Diarahkan oleh Tom McGrath (Madagascar 3: Europe’s Most Wanted, 2012), The Boss Baby mengisahkan tentang kerisauan hati seorang anak laki-laki, Tim Templeton (Miles Christopher Bakshi), ketika kedua orangtuanya, Ted (Jimmy Kimmel) dan Janice Templeton (Lisa Kudrow), membawa pulang seorang bayi (Alec Baldwin) yang kemudian mereka sebut sebagai adik bagi Tim. Perhatian kedua orangtua Tim yang awalnya hanya tercurah pada dirinya secara perlahan mulai terbagi pada sang bayi yang jelas membuat Tim merasa tidak senang. Curiga pada kehadiran sang bayi yang begitu tiba-tiba, Tim mulai menyelidiki asal-usul sang bayi dan menemukan bahwa bayi tersebut bukanlah sesosok bayi biasa dengan sebuah agenda rahasia yang menyertai kedatangannya di rumah keluarga Templeton.
Tidak dapat dipungkiri, naskah cerita The Boss Baby yang ditulis oleh Michael McCullers (Baby Mama, 2008) berdasarkan buku berjudul sama karya Marla Frazee menyimpan beberapa momen komedi yang kemudian berhasil dieksekusi McGrath dengan baik dan mampu menghasilkan gelak tawa penontonnya. Karakter The Boss Baby – yang digambarkan sebagai sosok bayi yang berpakaian dan berbicara layaknya seorang pria dewasa – sukses dihidupkan oleh vokal Baldwin. Dengan kelihaian vokalnya, Baldwin menjadikan The Boss Baby sebagai nyawa penceritaan film animasi ini yang membuat banyak bagian terasa begitu hidup sekaligus menyenangkan untuk diikuti. Sebagai seorang anak laki-laki yang penuh kecurigaan dengan kehadiran sosok baru yang merebut perhatian orangtuanya, Bakshi juga mampu membuat karakter Tim Templeton menjadi sosok yang menarik – bahkan kadang emosional pada beberapa kesempatan. Penampilan vokal keduanya hadir dengan chemistry yang dinamis dan membuat kedua karakter utama tersebut begitu mudah untuk disukai kehadirannya. Dukungan vokal dari Kimmel, Kudrow dan Steve Buscemi juga cukup memberikan kontribusi positif pada film ini meskipun dengan karakter-karakter yang terlalu minim porsi penceritaannya.
Meskipun begitu, terlepas dari beberapa keberhasilan tersebut, naskah cerita garapan McCullers serta pengarahan dari McGrath menyimpan cukup banyak permasalahan. Jalan cerita The Boss Baby seringkali diwarnai dengan ketidakkonsistenan pada pengembangan konflik maupun plot pengisahannya. Banyak bagian cerita yang muncul atau menghilang begitu saja tanpa pernah diberikan penceritaan yang lebih baik. Selain karakter The Boss Baby dan Tim Templeton, karakter-karakter pendukung pada jalan penceritaan film juga banyak yang hadir tanpa penggalian karakter yang kuat – khususnya karakter antagonis Francis E. Francis (Buscemi) yang memiliki potensi begitu kuat untuk menjadi sosok antagonis yang memorable namun gagal mendapatkan sentuhan penceritaan yang lebih baik. Hasilnya, daripada hadir sebagai sebuah film yang mampu memiliki penceritaan yang lebih berwarna, The Boss Baby terasa begitu datar dan menjemukan ketika kedua karakter utamanya tidak dijadikan fokus dalam pengisahannya.
Pengarahan McGrath terhadap jalan penceritaan The Boss Baby yang terasa begitu lamban, khususnya pada paruh kedua film, juga cukup mempengaruhi kelancaran film dalam bercerita. Film yang awalnya mampu dibuka dengan cukup baik dengan pengisahan konflik antara dua karakter utama yang tereksekusi meyakinkan kemudian terasa berjalan di tempat akibat ritme pengisahan yang seperti terasa kebingungan untuk menentukan arah penceritaan selanjutnya. Beruntung, paruh ketiga film yang banyak diisi dengan adegan aksi berhasil mengangkat kembali ritme penceritaan The Boss Baby. Dari kualitas produksi sendiri, The Boss Baby menawarkan tampilan yang tidak mengecewakan. Pewarnaan yang cerah jelas sangat mendukung film ini menjadi terlihat lebih atraktif. Walau akhirnya hadir dengan pengisahan yang cukup bermasalah, The Boss Baby setidaknya masih menyimpan beberapa momen yang cukup mampu memberikan hiburan pada penontonnya. Dan mungkin hal tersebut sudah cukup bagi DreamWorks Animation


LINK DI JAMIN BISA KARNA SUDAH DI UJI OLEH ADMIN

FILE SIZE= 293MB

FORMAT MP4
LINK
(SOLIDFILES)

Subtitle: dl.thebossbabby.2017.zip | More
Bahasa: Indonesia
Format: SUB & SRT
Subtitle By: kanga6us

Sunday, June 4, 2017

DOWNLOAD THE FATE OF THE FURIOUS (2017) HC HDRIP SUBTITLE INDONESIA




Released
14 April 2017 (USA)
CountryUSA
Language
English
Genres
Action | Crime | Thriller
Director
F. Gary Gray
Writers
Chris MorganGary Scott Thompson (based on characters created by)
Starcast
Vin DieselJason StathamDwayne Johnson | See full cast & crew »
RatingThe Fate of the Furious (2017) on IMDb
7.2/1071,759 votes
Review:
Percaya atau tidak, seri perdana The Fast and the Furious arahan Rob Cohen yang dirilis tahun 2001 mendasarkan kisahnya pada sebuah artikel karya jurnalis Kenneth Li berjudul Racer X yang dirilis pada Mei 1998 di majalah Vibe. Artikel yang mengupas tentang sekelompok pembalap yang secara rutin melakukan aksinya di jalanan kota New Yok, Amerika Serikat tersebut kemudian memberikan landasan realitas penceritaan pada beberapa seri awal The Fast and the Furious. Namun, seiring dengan pertambahan sekuel sekaligus nilai komersial yang dihasilkannya, film-film dalam rangkaian penceritaan The Fast and the Furious lantas bergerak menjadi sebuah film yang menjunjung penuh deretan adegan aksi bombastis layaknya (bahkan terkadang melebihi) adegan-adegan aksi dalam film-film pahlawan super. Tentu saja, dengan minat penonton yang cenderung terus meningkat – khususnya setelah Fast and the Furious 7 (James Wan, 2015) yang membukukan kesuksesan komersial sebesar lebih dari US$1.5 milyar dari perilisannya di seluruh dunia – para produser seri film ini jelas akan terus bersiap untuk memuaskan setiap penggemar seri The Fast and the Furious dengan tampilan aksi yang semakin terlihat fantastis.
Dua tahun semenjak perilisan Fast and Furious 7 (atau Furious 7 atau Fast 7 – bergantung dimana lokasi negara perilisannya) dan untuk pertamakalinya semenjak kematian tragis Paul Walker yang memerankan salah satu karakter sentral, Brian O’Conner, seri film The Fast and the Furious melanjutkan perjalanannya lewat Fast and Furious 8. Dikisahkan, Dominic Toretto (Vin Diesel) yang baru saja menikahi Letty Ortiz (Michelle Rodriguez) dan sedang berbulan madu di Kuba, secara tidak sengaja bertemu dengan seorang teroris dunia maya yang dikenal dengan nama Cipher (Charlize Theron). Tanpa disangka, setelah pertemuan tersebut, Dom malah memilih untuk mengkianati Letty sekaligus para sahabatnya, Luke Hobbs (Dwayne Johnson), Roman Pearce (Tyrese Gibson), Tej Parker (Chris Bridges) dan Ramsey (Nathalie Emmanuel), untuk kemudian bergabung dengan Cipher dan menyusun sebuah rencana teror untuk memicu sebuah perang nuklir. Bekerjasama dengan agen rahasia Frank Petty (Kurt Russel) dan Eric Reisner (Scott Eastwood), Letty bersama mantan rekan-rekan Dom memulai aksi mereka untuk menyelamatkan dunia dari berbagai rencana jahat Dom dan Cipher.
Juga dirilis dengan judul The Fate of the Furious atau Fast 8 – lagi, bergantung dimana lokasi negara perilisannya, Fast and Furious 8 masih melanjutkan tradisi seri-seri sebelumnya dimana kisah persahabatan serta tantangan yang hadir dalam hubungan karakter-karakter dalam film ini menjadi pendamping bagi deretan adegan aksi yang dipenuhi tampilan efek visual spektakuler yang menjadi sajian utama sekaligus daya tarik film. F. Gary Gray (Straight Outta Compton, 2015), yang menggantikan posisi Wan untuk duduk di kursi sutradara, sepertinya berusaha keras untuk menyaingi tampilan aksi yang dihadirkan Wan dalam seri sebelumnya. Berhasil? Cukup berhasil. Dengan pengalamannya mengarahkan remake The Italian Job (2003) yang juga menampilkan banyak adegan balapan – serta dibintangi Theron dan Jason Statham yang turut hadir dalam film ini – Gray mampu mengeksekusi deretan adegan aksi dalam Fast and Furious 8 dengan baik. Kental dibungkus dengan tampilan efek visual, beberapa adegan film ini bahkan mampu menghadirkan momen-momen menegangkan bagi para penontonnya.
Tidak banyak hal yang dapat digali dari kualitas penceritaan yang digariskan Chris Morgan – yang juga merupakan penulis naskah Fast and Furious 7. Seperti seri sebelumnya, dinamika pengisahan arahan Morgan tidak banyak berubah. Tantangan yang diberikan kepada hubungan persahabatan yang terjalin antara karakter-karakternya masih terasa generik dan tidak berkembang dengan terlalu baik. Kehadiran karakter Chiper sebagai karakter antagonis utama – dan merupakan karakter antagonis wanita pertama dalam seri film ini – sekilas terlihat menarik pada awalnya. Namun, seiring dengan perjalanan penceritaan film, karakter Chiper tidak diberikan ruang pengisahan yang terlalu luas yang membuat karakternya kemudian juga menjadi terasa hambar. Arahan Gray yang mengedepankan kepentingan tampilan efek visual juga seringkali terasa menghalangi penceritaan film untuk mampu tampil berkisah dengan lebih kuat. Memang tidak ada yang mengharapkan kualitas cerita yang benar-benar prima dari sebuah film dalam seri The Fast and the Furious. Namun lemahnya pengisahan film ini jelas memberikan kontribusi yang besar terhadap munculnya banyak momen-momen membosankan dalam Fast and Furious 8.
Penampilan para jajaran pemeran film juga masih berada dalam kapasitas akting yang telah biasa mereka tampilkan dalam film-film sebelumnya. Diesel (dan Rodriguez) masih hadir dengan ekspresi wajah yang datar dan serupa dalam tiap adegan. Begitu pula dengan Bridges dan Gibson yang selalu siap sedia menjadi penyuplai humor dalam film ini dengan dialog-dialog singkat yang diberikan pada mereka. Theron tampil cukup lugas – meskipun setelah melihat penampilan garangnya lewat Mad Max: Fury Road (George Miller, 2015) dan The Huntsman: Winter’s War (Cedric Nicolas-Troyan, 2016) penampilannya sebagai Cipher dalam film ini menjadi terkesan terlalu biasa. Johnson dan Statham justru tampil cukup menonjol dengan chemistry mereka yang begitu hangat sekaligus sangat, sangat meyakinkan. Penampilan Helen Mirren dan Luke Evans juga mampu mencuri perhatian meskipun dalam komposisi penceritaan yang begitu singkat. Secara keseluruhan, Fast and Furious 8 masih akan mampu menghibur para penggemar lamanya sekaligus banyak penikmat film-film aksi dalam skala luas. Meskipun begitu, dengan stagnannya kualitas penulisan cerita film, seri film The Fast and the Furious jelas terasa cukup mengkhawatirkan di masa yang akan mendatang.





LINK DI JAMIN BISA KARNA SUDAH DI UJI/TES OLEH ADMIN
FILE SIZE= 381MB 
FORMAT MP4
LINK
Subtitle: hchdrip.thefateoffurious.2017.zip | More
Bahasa: Indonesia
Format: SUB & SRT
Subtitle By: donny_doublen

LEGO BATMAN MOVIE (2017) BLUERAY+ SUB INDO

THE LEGO BATMAN MOVIE
(2017)

Quality: BRRip


Released
10 February 2017 (USA)
CountryDenmark | USA
Language
English
Genres
Animation | Action | Adventure | Comedy | Family
Director
Chris McKay
Writers
Seth Grahame-Smith (screenplay), Chris McKenna (screenplay) | 8 more credits »
Starcast
Will ArnettMichael CeraRosario Dawson | See full cast & crew »
RatingThe LEGO Batman Movie (2017) on IMDb
7.5/1045,613 votes
Review:
The LEGO Movie arahan Phil Lord dan Christopher Miller muncul menjadi salah satu film animasi terbaik yang dirilis pada tahun 2014 lalu dengan tampilannya yang begitu berwana, naskah cerita yang diisi dialog serta karakter yang jenaka serta sebuah lagu tema yang berhasil menempel di kepala setiap penontonnya – sekaligus membuahkan nominasi Best Original Song pada ajang The 87th Annual Academy Awards. Tahun ini, penonton mendapatkan sebuah subseri dari The LEGO Movie yang dibintangi oleh salah satu karakter pahlawan super yang sempat muncul di film tersebut, Batman. Diarahkan oleh Chris McKay – yang sebelumnya bertugas sebagai salah satu penata gambar pada The LEGO Movie, The LEGO Batman Movie menjanjikan pengalaman yang sama menyenangkannya dengan film pertama seri ini sekaligus kehadiran Batman serta rekan-rekan protagonis dan antagonisnya dalam nada penceritaan yang jauh dari kesan kelam seperti yang sering dibawakan film-film Batman selama ini. Because… Why so serious, right?
Tiga tahun semenjak menyelamatkan The LEGO Universe seperti yang dikisahkan pada The LEGO Movie, Batman (Will Arnett) terus mengisi kesehariannya dengan melawan kejahatan di Gotham City. Namun, Batman kemudian merasa keberadaan dirinya menjadi tidak berarti ketika Komisaris Besar Kepolisian yang baru, Barbara Gordon (Rosario Dawson), menginginkan agar kepolisian dan masyarakat Gotham City untuk tidak terlalu bergantung pada keberadaan Batman dalam menjaga keamanan kota. Sementara itu, Joker (Zach Galifianakis) sedang menyusun rencana untuk membalaskan dendamnya kepada Batman. Dengan mengumpulkan deretan penjahat legendaris seperti Harley Quinn (Jenny Slate), Riddler (Conan O’Brien), Bane (Doug Benson), Catwoman (ZoĆ« Kravitz) hingga Lord Voldemort dari seri film Harry Potter (Eddie Izzard) dan Sauron dari trilogi The Lord of the Rings (Jemaine Clement), Joker mulai mengambil alih dan menghancurkan Gotham City. Merasa dirinya terpanggil kembali dan dibutuhkan, Batman kemudian mengumpulkan pasukannya dan mulai menjalankan aksi untuk menyelamatkan Gotham City.
Seperti halnya The LEGO Movie, naskah cerita yang digarap Seth Grahame-Smith, Chris McKenna, Erik Sommers, Jared Stern dan John Whittington masih mengutamakan plot kisah mengenai pentingnya kebersamaan dan kerjasama antara satu dengan yang lain. Maskipun masih menawarkan jalan pengisahan yang diisi dengan dialog-dialog yang sukses tampil menghibur, keberadaan banyaknya karakter dalam jalan cerita The LEGO Batman Movie memang cukup memberikan beban tersendiri dalam mengikuti kisahnya. Paruh pertama film, khususnya, terasa berjalan dengan tempo yang sedikit lamban akibat usaha untuk memperkenalkan deretan karakter-karakternya. Beruntung, secara perlahan, The LEGO Batman Movie kemudian berhasil meningkatkan pacuan penceritaan dan akhirnya tampil dengan ritme pengisahan yang tepat untuk dinikmati, baik sebagai sebuah komedi maupun sebagai sebuah film pahlawan super.
Dari departemen produksi, warna-warna terang dan bernuansa cerah, yang jelas tidak akan didapatkan penonton dari film-film Batman manapun, juga masih mengisi film sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi film ini. Tatanan musik garapan Lorne Balfe juga memberikan atmosfer pengiring yang tepat bagi setiap adegan The LEGO Batman Movie – memberikan sajian ketegangan a la film-film pahlawan super di banyak adegan aksi dan, secara mengejutkan, mampu memberikan elemen emosional ketika naskah cerita film ini memberikan pengisahan yang menyentuh. Penataan gambar film ini juga diperlakukan seperti layaknya sebuah film pahlawan super. Memberikan pengalaman menyaksikan sebuah film animasi yang cukup menyegarkan.
Namun, poin kesuksesan terbesar dari naskah cerita The LEGO Batman Movie adalah kemampuan para penulis naskahnya untuk memasukkan berbagai referensi tentang Batman – baik dari komik, serial televisi hingga seri film Batman – secara cerdas ke dalam rangkaian konflik maupun dialog yang disajikan dalam film ini. Para pembuat The LEGO Batman Movie jelas merupakan kumpulan para penggemar berat Batman. Bersama, mereka menggali secara mendalam berbagai informasi tentang pahlawan super tersebut dan menyajikannya dengan sentuhan hiburan yang kuat. Begitu banyaknya referensi tentang Batman, The LEGO Batman Movie dipastikan akan dapat memberikan pengalaman yang berbeda bagi para penontonnya ketika mereka menyaksikan film ini untuk kedua atau ketiga (atau keempat atau kelima atau keenam dan seterusnya…) kalinya. Mereka yang bukan penggemar Batman rasanya juga tidak lantas akan merasa dialienasi oleh kuatnya referensi budaya Batman dalam naskah cerita film ini. Ada begitu banyak unsur hiburan yang sukses disajikan di sepanjang 104 menit durasi perjalanan film ini.
The LEGO Batman Movie juga diperkuat oleh barisan pengisi suara yang mampu menjadikan karakter-karakter mereka bagitu hidup dan menarik untuk diikuti kisahnya. Sebagai Batman, vokal Arnett tampil sangat meyakinkan. Karakternya yang digambarkan sebagai versi parodi dari sosok Bruce Wayne/Batman yang eksentrik dan penyendiri mampu disajikan dengan sempurna. Galifianakis juga cukup memikat perhatian sebagai Joker, seperti halnya Michael Cera yang menjadikan Robin sebagai sosok yang cute atau Ralph Fiennes yang menjadikan karakter pendamping setia Bruce Wayne/Batman, Alfred Pennyworth, tampil dengan karakterisasi yang lebih luas dari yang biasa ditampilkan dalam film-film Batman lainnya. Kesuksesan penggarapan kualitas secara keseluruhan The LEGO Batman Movie tersebut dengan mudah menjadikan film ini sebagai film Batman terbaik sejak The Dark Knight (Christopher Nolan, 2008). Dan dengan komposisi komedi yang cerdas, The LEGO Batman Movie jelas juga menjadi film Batman paling menghibur di sepanjang sejarah adaptasi film dari komik buatan DC Comics tersebut.



+

Link di jamin aktif karna sudah di tes oleh ADMIN 

FILE SIZE= 328MB
FORMAT MP4


LINK
UCERCLOUD



Subtitle: br.thelegobatmanmv.2017.zip | More
Bahasa: Indonesia
Format: SUB & SRT
Subtitle By: Agent Nas